Senin, 06 Maret 2017

Makalah Mekanika Tanah

Makalah mekanika tanah


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat yang diberikan kepada kita semua sehingga penuisan makalah ini dapat kami susun sesuai dengan kemampuan dan dapat kami selesaikan sesuai waktu yang diberikan.
Makalah ini memuat beberapa hasil pemikiran dan penyajian atas beberapa permasalahan dalam kerangka ilmu tentang klasifikasi tanah yang akan dijelaskan sebagai salah satu kelompok ilmu yang pada intinya membahas dan mempelajari hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan budayanya.
Inilah sekilas tentang gambaran makalah ini. Semoga semua yang terhimpun disini dapat memperoleh tanggapan untuk penyempurnaanya, dan semoga berguna untuk mengisi kebutuhan akan beragam.



DAFTAR ISI

BAB I
1.       Pendahuluan.......................................................................................................
1.1     Latar Belakang.........................................................................................
1.2     Permasalahan...........................................................................................
1.3     Batasan Permasalahan............................................................................
Bab II
2.       Pemadatan................................................................................................
2.1.    Perinsip Pemadatan.................................................................................
2.2.    Pengujian Pemadatan Tanah..................................................................
2.3.    Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemadatan.............................................
2.4     Spesifikasi Pemadatan Tanah Di Lapangan...............................................
4.5     Alat-Alat Pemadatan Dan Prosedur Pemadatan..........................................
Bab III
3.       Metode Penulisan.............................................................................................
Bab IV
4.       Kesimpulan.......................................................................................................



BAB I
1.1  Pendahuluan
Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.
Dalam ilmu mekanika tanah yang disebut “tanah” ialah semua endapan alam yang berhubungan dengan teknik sipil, kecuali batuan tetap. Batuan tetap menjadi ilmu tersendiri yaitu mekanika batuan (rock mechanics). Endapan alam tersebut mencakup semua bahan, dari tanah lempung (clay) sampai berangkal (boulder).
Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Jadi seorang ahli teknik sipil harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya, penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani (compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap beban dan lain-lain.
Jadi Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat fisik dari tanah dan kelakuan massa tanah tersebut bila menerima bermacam-macam gaya. Sedangkan ilmu Rekayasa Tanah (Soil Engineering) merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip mekanika tanah dalam problema-problema praktisnya.
Pada tahun 1948 Karl Von Terzaghi seorang sarjana teknik sipil Jerman/Austria berpendapat bahwa : Mekanika tanah adalah pengetahuan yang menerapkan kaidah mekanika dan hidrolika untuk memecahkan persoalan-persoalan teknik sipil yang berhubungan dengan endapan dan kumpulan butir-butir padat yang terurai/tidak terpadu (unconsolidated) yang dihasilkan oleh proses penghancuran (disintegration) secara alami dan kimiawi batu-batuan. Oleh karena itu, Terzaghi disebut sebagai Bapak mekanika tanah, karena jasanya memelopori pengembangan ilmu mekanika tanah. Beliau lahir di Praha pada tanggal 2 Oktober 1883 dan meninggal dunia pada tanggal 25 Oktober 1963 di Winchester, Massachusets USA.
Rekayasa Geoteknik (geotechnical engineering), didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan pelaksanaan dari bagian teknik sipil yang menyangkut material-material alam yang terdapat pada (dan dekat dengan) permukaan bumi. Arti secara umum rekayasa geoteknik juga mengikutsertakan aplikasi dari prinsip-prinsip dasar mekanika tanah dan mekanika batuan dalam masalah-masalah perancangan pondasi.

1.2       LATAR BELAKANG
            Sejarah Perkembangan Mekanika Tanah
Pengetahuan tentang penggunaan tanah sudah ada sejak zaman prasejarah. Manusia pada zaman itu mulai membangun dinding-dinding rumah tempat tinggal dan jalan untuk transportasi yang memakai tanah.
Kemudian pada zaman primitif orang menggunakan tanah sebagai bahan untuk fondasi dan konstruksi lainnya yang tidak dibakar. Pengetahuan tentang tanah sebagai fondasi dan jalan diperoleh dengan cara coba-coba (trial and error).
Baru pada permulaan abab ke-17 sarjana teknik militer Perancis turut menyumbangkan ilmunya dalam mekanika tanah secara empiris dan analitis perihal tekanan tanah pada dinding penahan untuk perencanaan benteng-benteng/kubu-kubu pertahanan. Pada tahun 1715 Perancis mendirikan Departemen Jalan dan Jembatan, dan pada tahun 1747 mulai membuka sekolah jalan dan jembatan yang terkenal di seluruh dunia saat itu, (Ecole desponts et chaussees). Yang terbesar andilnya ialah Charles Augustin Coulomb 1776 yang telah memancangkan tonggak teori tekanan tanah pada zamannya. Selanjutnya ilmu mekanika tanah mulai berkembang dan berkembang hingga kini.

1.3.      PERMASALAHAN
            aBagaimana cara melakukan pemadatan tanah?
            b.  Alat apa yang harus digunakan saat melakukan pemadatan tanah?         

1.4.      BATASAN MASALAH
            a.  Melakukan Pemadatan tanah harus disertai dengan pengujian tas lab
            b.  Dalam melakukan pemadatan tanah harus di sertai alat berats seperti baby roller dll

BAB II

            TINJAUAN PUSTAKA
2          PEMADATAN
Pengertian Pemadatan
Pemadatan adalah peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis. Pertambahan berat volume kering sebagai akibat merapatnya partikel tanah yang diikuti dengan berkurangnya volume udara pada volume air tetap. Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi di atasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemantapan lereng timbunan (embankment).

2.1.      PRINSIP PEMADATAN
            Pada pemadatan tanah tanah semula akan diberi energy mekanis yang dinamis(berulang ulang) sehingga volume tanah berkurang yang kemudian nilai berat volume tanahnya bertambah. Pengurangan volume tanah terjadi karena volume udara termampatkan. Contoh yang banyak ditemui adalah  roler (stum) pada pekerjaan pemadatan tanah jalan.
Bentuk lain dari pengurangan volume tanah adalah dengan cara konsolidasi. Cara konsolidasi yaitu memberikan energy dengan beban yang diam dalam jangka waktu tertentu. Cara ini khusus untuk tanah-tanah kohesif.
Derajat pemadatan suatu tanah diukur dalam berat volume kering. Pada saat pemadatan air berfungsi sebagai pelunak (softening agent). Pada mulanya saat kadar air 0% berat volume sama dengan berat volume kering. Jika kadar air bertambah maka berat volume akan bertambah pula, tapi pada batas tertentu (OMC dan MDD) apabila kadar air ditambah lagi berat volume akan menurun. Hal ini disebabkan apabila sudah padat diberi air lagi partikel tanah akan bergerak dan rongga akan diisi air. Untuk mengetahui berat volume kering maksimum, dilakukan uji lab proctot standar.

2.2.      PENGUJIAN PEMADATAN TANAH
              Uji standard proctor / modified proctor
              Metode uji kerucut pasir ( sand cone)
              Metode uji balon karet
              Metode nuklir
UJI PROCTOR
Proctor (1933), telah mengamati bahwa ada hubungan yang pasti anatra kadar air dan berat volume kering yang padat. Untuk berbagai jenis tanah pada umumnya salah satu nilai kadar air optimum tertentu untuk mencapai berat volume kering maksimumnya
              Proctor mendefinisikan 4 variabel pemadatan tanah, yaitu :
             Usaha pemadatan
             Jenis tanah
             Kadar air
             Angka pori atau berat isi kering
              Pengujian terbagi atas 2, yaitu :
-          Standar Compaction Test
-          Modified Compaction Test
alat pemadat.jpg
  










Gambar Alat Uji Proctor
Prosedur uji Standar Proctor
              Contoh tanah diambil sebanyak ± 15 kg, dikeringkan dan kemudian dihaluskan dengan penumbuk kayu
               Di ayak dengan saringan No.4, dibagi kedalam 6 pan
              2 buah pan ditambah air 50 dan 100 cc, 3 pan dijemur selama 30, 60 dan 90 menit; satu pan adalah tanah asli
               Penumbukan tanah dalam tabung dengan 3 tahap, tahapannya yaitu :
cara penumbukan.jpg
               Setelah percobaan selesai, tabung+tanah ditimbang = Wm + Ws = …gram
Analisis perhitungan :
Berat isi tanah basah/ asli :
 






Dengan : gt = berat isi tanah basah/ asli
                         Ws = berat tanah basah
                        Wm = berat tabung
                          Vs = isi tanah basah/ asli
                        Vm = isi tabung
Sebagian tanah dalam tabung diambil untuk dihitung kadar airnya.
               Berat isi kering tanah dapat dihitung :




Dengan : gd = berat isi tanah kering (dry density)
                               w = kadar air
              Pemadatan proctor modifikasi hampir sama dengan standar, hanya saja tinggi jatuh palu dan jumlah lapis tanah yang berbeda
              Kurva hasil percobaan pemadatan standar :
OMC_kepadatan.jpg
              Pada saat derajat kejenuhan tanah S = 100% (rongga udara/ kadar udara = 0), persamaan berat volume kering (gd) adalah:



              Berat volume kering setelah pemadatan, pada kadar air w dengan kadar udara A, dihitung dengan persamaan :

Hubungan berat volume kering tanah dengan tanpa rongga udara dan kadar air ditunjukkan dengan gambar :
kurva_padat rongga jenuh.jpg
Contoh soal :
Tabel hasil uji pemadatan standar proctor :
No. percobaan
Kadar air (%)
gb (kN/m3)
1
17,5
20,6
2
15,1
21
3
12,4
21,2
4
10,01
21,3
5
8,92
20,4
6
7,4
18,9

1.                   Gambarkan kurva hasil percobaan
2.                   Tentukan kadar air optimum dan berat volume kering maksimum
3.                   Gambarkan garis – garis kadar udara 0% dan 8%, bila Gs = 2,67

kurva hasil pemadatan :
grafik_contoh soal.jpg
Uji Rasio Daya Dukung California (CBR)
           Digunakan secara luas untuk evaluasi daya dukung subgrade / tanah dasar
           Menjadi standar oleh korps angkatan darat amerika untuk perencanaan perkerasan (pavement) yang fleksibel
           Selain laboratorium,bisa dilaksanakan untuk pengujian lapangan
Jenis – jenis CBR
1.             CBR lapangan (field CBR)
1.             Untuk perencanaan tebal perkerasan yang lapisan tanahnya sudah tidak dipadatan lagi
2.             Pemeriksaan dilakukan pada musim penghujan atau kondisi terburuk
3.             Evaluasi kepadatan yang sudah dicapai
2.             CBR lapangan rendaman(U S CBR)
1.             Memperoleh nilai CBR saat tanah mengalami pengembangan (swell) maksimum
2.             Pemeriksaan dilakukan dimusim kemarau
3.             Pemeriksaan CBR dikakukan setelah pengembangan selesai







3.             CBR Laboratorium
         Alat CBR laboratorium
alat cbr_148.jpg
           California Bearing Ratio merupakan suatu perbandingan antara beban percobaan (test load) dengan beban standar (standard load) dan dinyatakan dalam persentase
           Dinyatakan dengan persamaan :
 



Dimana : PT = beban percobaan (test load)
          PS = beban standar (standard load)
           CBR laboratorium dapat dibedakan atas 2 macam :
1.             CBR laboratorium rendaman (soaked laboratory CBR)
2.             CBR laboratorium tanpa rendaman (unsoaked laboratory CBR)
           Beban standar yang dipakai yaitu :

Penetrasi plunyer(in)
Beban standar (lb)
Penetrasi plunyer(in)
Beban standar (kg)
Beban standar (kN)
0,1
3,0
2,5
1,370
13,50
0,2
4,5
5,0
2,055
20,00
0,3
5,7
7,5
2,630
25,50
0,4
6,9
10,0
3,180
31,00
0,5
7,8
12,5
3,600
35,00












spek cbr_147.jpg








Hasil percobaan CBR
hasil cbr_146.jpg
Contoh hitungan
      Dari suatu percobaan CBR di laboratorium diperoleh data – data sebagai berikut :
tentukan nilai CBR?      
Penetrasi (mm)
Beban plunyer (kN)
0,625
0,32
1,250
0,78
1,875
1,19
2,500
1,51
3,750
1,96
5,000
2,26
6,250
2,50
7,500
2,64
            Diplot dalam kurva berikut :
kurva hasil_150.jpg
Setelah dikoreksi diperoleh hasil – hasil sebagai berikut :
           Beban pada penetrasi = 2,500 mm
           Beban plunyer : PT = 1,70 kN
           Beban standar : PS = 13,50 kN

           Beban pada penetrasi = 5,000 mm
           Beban plunyer = PT = 2,35 kN
           Beban standar : PS = 20,00 kN

CBR tanah = 12,59%
2.3.      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMADATAN
A.            Pengaruh Macam Tanah
Macam tanah, seperti distribusi ukuran butir , bentuk butiran , berat jenis dan macam mineral lempung yang terdapat dalam tanah sangat berpengaruh pada berat volume maksimum dan kadar air optimumnya.
B.            Pengaruh Usaha Pemadatan
Energi pemadatan per volume satuan (E), dinyatakan dalam persamaan :
            E =
Dengan :
N b         =         Jumlah pukulan per lapisan
N I          =         Jumlah lapisan
W            =         Berat pemukul
H            =         Tinggi jatuh pemukul
V                        =         Volume mould

2.4.      SPESIFIKASI PEMADATAN TANAH DI LAPANGAN
Tujuan pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan memperbaiki sifat-sifat teknisnya. Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat penting di perhatikan, tidak hanya kadar air dan berat volume keringnya.
Terdapat dua kategori spesifikasi untuk pekerjaan tanah :
1.         Spesifikasi hasil akhir dari pemadatan
2.         Spesifikasi untuk cara pemadatan
Untuk spesifikasi hasil akhir, kepadatan relative atau persen kepadatan tertentu dispesifikasikan (Kepadatan Relatif : adalah nilai banding dari berat volume kering dilapangan dengan berat volume kering maksimum dilaboratorium menurut percobaan standar, seperti Percobaan Standar Proctor atau Modeifikasi Proctor). Dalam spesifikasi hasil akhir ( Banyak digunakanpada proek-proyek jalan raya dan pondasi bangunan).
Perlu diingat bahwa memadatkan tanah pada sisi basah  optimum (wet side of optimum), umumnya menghasilkan kuat geser tanah hasil pemadatan lebih rendah bila dibandingkan dengan kadar air pada sisi kering optimum (dry side of optimum), Sifat-sifat tanah yang lain seperti permeabilitas dan potensi kembang susut juga dipengaruhi oleh kadar air saat pemadatan. Karena itu, selain persen kepadatan ditentukan, rentang kadar air tanah yang akan dipadatkan sebaiknya juga ditentukan.
Untuk spesifikasi cara pemadatan, macam dan berat mesin pemadat, jumlah lintasan serta ketebalan setiap lapisan juga ditentukan. Hal ini banyak dipakai untuk proyek pengerjaan tanah yang besar seperti bendungan.
Hampir semua pemadatan di lapangan menggunakan penggilas(rollers) jenis penggilas yang umum dipakai adalah :
                 a.     penggilas besi berpermukaan halus (atau penggilas bentuk drum),
b.    penggilas ban-karet (angin),
          c.     penggilas kaki-kambing
                 d.    penggilas getar

a.    Penggilas besi berpermukaan halus cocok untuk meratakan permukaan tanah dasar (subgrades) dan untuk pekerjaan penggilasan akhir pada timbunan tanah pasir atau lempung.  Penggilas tipe ini dapat memadatkan 100% luasan muka tanah yang diialui rodanya dengan tekanan kontak antara tanah dan roda sebesar antara 45 sampai 55 psi (antara 310 sampai 380 kN/m2).  Penggilas tipe ini tidak cocok untuk pekerjaan yang menginginkan tingkat pemadatan yang tinggi pada lapisan yang tebal.
b.    Penggilas ban-karet dalam banyak hal masih lebih baik daripada penggilas besi berpermukaan halus.  Penggilas ban-karet ini pada dasarnya merupakan sebh kereta bermuatan berat dan beroda karet yang tersusun dalam beberapa baris.  Baris-baris ban karet ini berjarak dekat satu sama lain di mana pada setiap baris ban terdapat empat sampai enam buah ban.  Tekanan kontak di bawah ban berkisar antara 85 sampai 100 psi. (585 sampai 690 kN/m2), dan baris-baris ban tersebut memadatkan antara 70 sampai 80% luasan tanah yang dilalui penggilas.  Penggilas ban-karet ini dapat digunakan pada pemadatan tanah tanah pasir dan lempung.  Pemadatan dicapai dari kombinasi antara tekanan dan "kneading action" (pemadatan dengan diremas-remas).


                 
c.         Penggilas getar sangat berfaedah untuk pemadatan tanah berbutir (pasir, kerikil, dan sebagainya).  Alat getar dapat saja dipasang pada penggilas besi berpermukaan halus, penggilas ban-karet, atau pada penggilas kaki-kambing untuk menghasilkan getaran pada tanah. Pada Gambar  3 ditunjukkan dari prinsip-prinsip dari penggilas getar.  Getaran dihasilkan dari berputarnya suatu beban yang tidak sentris.
       Pelat penggetar yang dioperasikan dengan tangan sangat efektif dalam pemadatan tanah berbutir bila ruang gerak yang tersedia sangat terbatas.  Model pelat penggetar seperti ini ada yang dilengkapi dengan mesin yang  dapat menggetarkan beberapa pelat sekaligus.  Mesin seperti ini dapat digunakan ditempat -tempat di mana ruang geraknya lebih leluasa tetapi tidak cukup leluasa untuk penggilas getar yang besar.
d.        Penggilas kaki-kambing adalah berupa silinder (drum) yaiig mempunyai banyak kaki-kaki  yang menjulur keluar dari drum.  Kaki-kaki ini mempunyai luas proyeksi penampang sekitar 4 sampai 13 in2 (25 sampai 85 cm2 ). Alat ini saiigat efektif untuk memadatkan tanah lempung.  Tekanan kontak di ujung kaki-kaki kambing dapat mencapai antara 200 sampai 1000 psi ( 1380 sampai 6900 kNm2 ). Pada waktu pemadatan di lapangan, mula-mula pada awal lintasan bagian tanah yang dipadatkan ialah bagian sebelah bawah dari "lift".  Catatan: suatu timbunan tanah tidak langsung setinggi timbunan tersebut, tetapi dihamparkan selapis demi selapis dan setiap lapisan itu dipadatkan dengan baik.  Setiap lapisan disebut "lift".) Pada lintasan-lintasan berikutnya barulah tanah di bagian tengah dan atas dari lift ikut terpadatkan.

       Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan berat volume pemadatan yang diinginkan di lapangan, yaitu :.  tebal "lift" (satu lapisan tanah yang dipadatkan), intensitas tekanan yang dihasilkan oleh alat pemadat, dan besar luasan muka tanah dimana tekanan itu bekerja.
       Sebabnya ialah bahwa tekanan yang diberikan pada permukaan tanah akan berkurang menurut kedalamanannya, jadi tingkat pemadatan tanah juga berkurang menurut kedalamannya.  Selama pemadatan, berat volume kering dari tanah juga berubah menurut banyaknya jumlah lintasan tanah terhadap jumlah lintasan penggilas.  Gambar 5a menunjukkan kurva kepadatan tanah terhadap jumlah lintasan penggilas pada tanah lempung berlanau.  Berat volume kering dari tanah pada kadar air tertentu akan meningkat (dengan makin bertambahnya jumlah lintasan penggilas) sampai pada kira –kira suatu titik tertentu.  Setelah itu, kepadatan tanah akan menjadi konstan.  Umumnya, kira-kira 10 sampai 15 lintasan sudah akan menghasilkan berat volume kering maksimum yang secara ekonomis dapat dicapai.

2.5.      ALAT-ALAT PEMADATAN DAN PROSEDUR PEMADATAN
Alat-alat pemadat
Macam alat penggilas (pemadat) yang akan dipakai bergantung pada tipe tanah yang akan dipadatkan. Penggilas roda halus atau roda drum (smooth wheel,smooth drum ruller)  dapat memadatkan tanah 100 % di bawah rodanya. Penggilas PENEUMATIK, atau penggilas roda karet (pneumatic tire roller) dapat menggilas 80% dari total area.Saat ini yang paling banyak dipakai adalah penggilas kaki kambing (sheeps foot roller ).











Steel Wheel and a Pneumatic Tire Roller Working Side-by-Side.














Used pneumatic tyre roller Sakai TS150




































BAB III

3.  METODE PENULISAN
      Metode makalah ini adalah sebagai berikut :

     1.      Metode studi pustaka
               Dengan metode ini kami merncari segala informasi memgenai materi dan                             perubahan  setra aplikasinya dalam buku.
     2.      Browsing internet
               Dengan  metode ini kami merncari segala informasi memgenai pemadatan tanah serta aplikasinya melalui internet.



  

BAB IV
4.  KESIMPULAN
      Pada pemadatan timbunan tanah banyak struktur teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi  untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng timbunan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar